Senin, 09 Februari 2015

PENGENDALIAN HAMA WERENG BATANG COKLAT


Hama  Wereng Batang Coklat (WBC) menjadi salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1970-an. Wereng batang coklat mudah berkembang dan beradaptasi pada suasana lembab oleh karena itu biasanya akan menyerang tanaman padi saat awal musim hujan atau musim kemarau tetapi ada hujan.


Wereng batang coklat merupakan serangga dewasa berwarna coklat berukuran 4-5 mm. Keistimewaan wereng coklat adalah semua stadia wereng coklat (mulai dari nimfa sampai imago) menghisap cairan jaringan tanaman. Stadia yang paling ganas adalah nimfa instar 3.

Telur wereng coklat biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah daun. Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri dari 3-21 butir. Satu ekor berina wereng coklat mampu meletakkan telur 100-500 butir. Telur wereng coklat akan menetas setelah 9 hari di daerah iklim tropis. Setelah menetas nimfa wereng coklat mengalami lima instar, dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa adalah 12-13 hari.

Gejala Serangan Hama Wereng Batang Coklat

Gejala kerusakan akibat wereng coklat antara lain daun-daun berwarna kuning dan pangkal batang berwarna kehitaman. Bila serangan parah, tanaman akan mengering seperti terbakar yang mengakibatkan gagal panen/ Puso.

Peningkatan populasi wereng batang coklat di pengaruhi oleh:

1.    Perubahan iklim global.
2.    Penanaman varietas padi yang rentan.
3.    Penanaman yang tidak serempak.
4.    Pemupukan tidak sesuai kebutuhan tanaman.
5.    Penggunaan insektisida yang kurang tepat, baik dari jenis, dosis, waktu dan cara.
6.    Kurang disiplinnya  monitoring dan meremehkan wereng batang coklat.

Dampak Kerugian Akibat Serangan Hama Wereng Coklat.

1.    Bila 100 ekor/rumpun  nimfa Wereng Batang Coklat selama 3 hari, maka akan kehilangan hasil mencapai 40%.
2.    Bila 200 ekor /rumpun  nimfa Wereng Batang Coklat selama 3 hari, maka akan kehilangan hasil mencapai 70%.
3.    Bila  8  ekor /rumpun  imago (wereng dewasa) selama 3 hari, maka akan kehilangan hasil mencapai 30%.
4.     Bila  16  ekor /rumpun  imago (wereng dewasa) selama 3 hari, maka akan kehilangan hasil mencapai 60%.

Bagaimana Mengendalikan Hama Wereng Batang Coklat

1.    Pengaturan pola tanam.

Pengaturan pola tanam yang diterapkan adalah tanam serentak, pergiliran tanaman, dan pergiliran varietas.

Dengan tanam serentak diharapkan tidak terjadi tumpang tindih generasi hama sehingga populasi hama wereng batang coklat tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak secara terus menerus, memudahkan monitoring dan pengendalian massal bila diperlukan.

Wereng coklat tidak mempunyai inang lain selain padi. Penanaman secara monokultur padi secara terus menerus menyebabkan ketersediaannya tanaman inang sepanjang tahun yang memungkinkan berkembangnya populasi hama wereng batang coklat. Bagi daerah-daerah berpola tanam padi sepanjang tahun karena alasan seperti drainase, sosial ekonomi dan lain-lain, hendaknya dilakukan pergiliran varietas tahan untuk menekan dan menghambat perkembangan biotipe baru.

2.    Penggunaan varietas tahan.

Dalam  budidaya tanaman padi memilih varietas padi yang tahan hama wereng coklat, dengan harapan dapat menekan perkembangan hama wereng batang coklat. Varietas yang dapat digunakan antara lain: Membramo, Way Apo Buru, Ciherang, Inpari 6, Inpari 13, Inpari Sidenuk, Inpara 3, Logawa, Mikongga,Cibogo, Cilamaya Muncul, Cibodas.

3.    Pemupukan berimbang.

Pemupukan padi yang tidak berimbang akan memacu perkembangan hama dan penyakit tanaman padi, dan berakibat lain seperti produksi tanaman padi kurang optimal. Pemupukan yang berimbang yang digunakan adalah pemupukan berimbang tanaman padi secara spesifik lokasi. Untuk mengetahui kebutuhan pemupukan secara spesifik lokasi yang tepat diharapkan berkonsultasi pada petugas penyuluh pertanian yang ada di wilayah masing-masing.

4.    Monitoring secara rutin.

Monitoring dilakukan guna mengetahui kondisi tanaman padi yang dilakukan mulai dari awal tanam sampai panen. Segala gangguan yang ada di areal tanaman padi akan segera diketahui dan segera mungkin dapat diambil keputusan untuk mengatasi gangguan tersebut.

Monitoring sebaiknya dilakukan minimal satu minggu sekali secara rutin. Bila ada gangguan yang belum bisa diatasi segera konsultasi pada pengamat hama atau penyuluh pertanian di wilayah setempat untuk mendapatkan rekomendasi dalam mengatasi permasalahan/gangguan tersebut.

5.    Pengendalian hayati.

Beberapa cendawan patogen serangga yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama wereng batang coklat adalah Beauveria bassiana, Metarrhizium anisopliane, M, flavoviridae, Hirsutella citriformis, Bakteri Merah Serratia spp.

6.    Pengendalian dengan kimiawi/ penggunaan insektisida kimia.

Pengendalian dengan kimiawi dapat dilakukan apabila dijumpai hama wereng batang coklat 10 ekor/rumpun pada umur kurang dari 40 hari atau 20 ekor/rumpun pada tanaman berumur lebih dari 40 hari. Insektisida yang dipilih bersifat selektif, efektif dan diizinkan untuk tanaman padi. Beberapa bahan aktif insektisida yang dapat digunakan adalah insektisida berbahan aktif amitraz, buprofezin, BPMC, Dinotefuron,  fipronil, imidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPC, propoksur,dan tiametoksam.

Beberapa merek dagang insektisida yang dapat mengendalikan hama wereng batang coklat yang tersedia dipasaran diantaranya: Actara 25 WG, Applaud 10 WP, Applaud 100 EC, Applaud 400 F, Avidor 25 WP, Bancol 50 WP, Bancol 4G, Bassa 50 EC, Marshal 5 G, Marshal 200 EC, Karbasin 500 EC, Mipcin 4 G, Mipcin 50 WP, Convidor 200 SL, Convidor 5WP, Dipho 290 AS, Osin 20 SG, Imidor 50 SL, Regent 50 SC, Spontan 400 SC, dan alin sebagainya.

Untuk penggunaan insektisida yang efektif dan aman agar memperhatikan anjuran aturan pakai/ dosis sesuai anjuran yang tertera pada label kemasan produk.

DAFTAR  PUSTAKA

-       __________, 2015. Verietas Unggul. http://www.litbang.pertanian.go.id/varietas/. Diakses pada tanggal 11 Februari 2015.

-       Aninomous. 2010. Bank Pengetahuan Tanaman Pangan Indonesia. Bogor. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.


-       Aninomous. 2007. Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Padi. Jakarta. Direktorat Perlindungan Tanaman Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan.

1 komentar: