Peningkatan produktivitas
dan efisiensi dalam
budidaya kedelai dapat dicapai
dengan penerapan teknologi
yang bersifat spesifik
lokasi pada masing-masing agroekologi.
Permasalahan yang bersifat
spesifik lokasi pada setiap
agroekologi diatasi untuk
mendapatkan persyaratan tumbuh optimal untuk tanaman
kedelai.
Pada lahan
sawah, kedelai biasa
ditanam pada musim
kemarau pertama (MK I) yang ditanam setelah panen padi pertama atau pada
musim kemarau kedua
(MK II) yang
ditanam setelah panen
padi kedua. Disamping itu,
budidaya kedelai dapat dilakukan pada awal musim hujan ditanam sebelum tanam
padi. Kedelai pada MK I masa tanamnya
antara Februari –
Juni, kedelai MK II antara
Juni – September dan kedelai awal
musim hujan antara Oktober – Januari.
Teknik Budidaya Kedelai pada agroekologi lahan
sawah untuk MK I (Februari – Juni) dan MK II (Juni – Agustus)
sebagai berikut :
1.
Penyiapan lahan tanpa
olah lahan. Setelah panen padi, jerami padi
dipotong dekat dengan
permukaan tanah. Sesuai
dengan prioritas
pemanfaatannya, jerami padi
digunakan untuk pakan ternak atau ditinggal di lahan untuk
mulsa kedelai atau dibakar. Jerami padi yang dibakar merupakan salah satu
sumber hara K.
2. Pembuatan
saluran drainase dengan jarak antar saluran 1,5
– 5 m, bervariasi
tergantung pada kemiringan
lereng lahan dan tekstur tanah, makin datar dan/atau halus
tekstur tanah semakin sempit antar saluran drainase. Saluran drainase berukuran
lebar sekitar 30 cm dan kedalaman sekitar 25 cm.
3. Untuk kedelai
yang ditanam pada
awal musim hujan, penanaman dilaksanakan
setelah hujan cukup
membahasai tanah untuk mendukung perkecambahan benih kedelai.
4. Bagi
kedelai yang ditanam setelah padi (kedelai MK I dan MK II), kedelai hendaknya
segera ditanam, 2
– 4 hari
setelah padi dipanen, hal ini
ditujukan untuk memanfaatkan air/lengas tanah dan mengurangi gangguan gulma,
hama dan penyakit.
5.
Varietas
yang dianjurkan ialah :
a. Kedelai
awal musim hujan
(Oktober – Januari)
diharapkan menggunakan varietas
yang berumur genjah (80 hari atau
kurang) :
-
Varietas berbiji besar
: Agromulyo, Baluran,
Grobogan, Lokal
-
Varietas berbiji sedang
: Malabar, Gepak
Ijo, Gepak Kuning
b. Kedelai
MK I, biasanya
ketersediaan air (air
hujan) lebih terjamin daripada
pertanaman kedelai pada MK II :
- Varietas
berbiji besar :
Anjasmoro, Argopuro, Gumitir, Detam 1 dan Detam 2
- Varietas
berbiji sedang :
Wilis, Kaba, Ijen,
Sinabung, Arjasari dan Malika
c. Musim
tanam MK II,
umumnya ketersediaan air
(air hujan) terbatas :
- Varietas
berbiji besar :
Argomulyo, Burangrang dan Baluran
- Varietas
berbiji sedang :
Malabar, Ijen, Arjasari
dan Malika
6.
Benih berkualitas
yakni bernas dengan
daya tumbuh >85%, murni, sehat dan bersih dengan total kebutuhan
benih antara 40 – 60 kg/ha, tergantung
pada ukuran biji, makin besar ukuran biji makin banyak benih yang digunakan.
7.
Perlakuan benih
dengan carbosulfan atau
fipronil untuk mengendalikan lalat bibit dan hama lain.
8. Perlakuan benih
dengan pupuk hayati
sumber rhizobium bagi lahan
yang sebelumnya tidak pernah ditanami kedelai, 20 gr sumber rhizobium/kg benih.
9.
Populasi tanaman
350.000 – 500.000
per hektar, dengan pengaturan jarak tanam berturut-turut
40 x 15 cm dan 40 x 10 cm dan ditanam dua biji/lubang.
10.
Jenis
dan takaran pupuk dapat berbeda tergantung pada konsidi atau tingkat kesuburan tanah berdasarkan hasil analisis
tanah. Jika tersedia
pupuk organik atau
pupuk kandang, dianjurkan pemberian sekitar 2 ton/ha. sedangkan dosis pupuk kimia yang dianjurkan per Hektar adalah pupuk dasar : Urea = 25 Kg, SP 36 = 100 Kg, dan KCL = 50 Kg. Pupuk Susulan I pada umur 30 HST dengan pupuk Urea 50 Kg.
11.
Pemberian air
diperlukan jika kelembaban
tanah tidak mencukupi terutama
pada stadium awal
pertumbuhan, saat berbunga dan
saat pengisian polong.
12.
Pengendalian gulma
berdasarkan pemantauan baik
secara mekanis-konvensional
atau manual (penyiangan
menggunakan cangkul atau dicabut)
secara mekanis maupun
secara kimia menggunakan herbisida
pra dan/atau pasca
tumbuh. Pada tanah yang
ringan dan di
daerah langka tenaga
kerja cara mekanisasi dapat
meringankan biaya pengendalian
gulma.Penyemprotan herbisida pra
tumbuh sebaiknya dilakukan
satu minggu sebelum tanam, sedang penyemprotan herbisida pasca tumbuh
dilakukan secara hati-hati menggunakan tudung nozzle agar tidak mengenai daun
tanaman kedelai.
13.
Pengendalian hama
dan penyakit berdasarkan
pemantauan populasi atau kerusakan tanaman.
14.
Tanaman siap
dipanen apabila daun
sudah luruh dan
95% polong sudah berwarna
kuning kecoklatan atau
coklat kehitaman (tergantung varietas),
panen dilakukan secara konvensional (dengan disabit atau
dicabut).
15.
Pembijian kedelai
dilakukan secara manual
(sistem geblok) ataupun secara
mekanis yakni dengan mesin perontok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar