Padi merupakan inang utama sebagai tempat
berkembangnya jamur Pyricularia oryzae sehingga apabila
tanaman padi tumbuh serempak di suatu hamparan dan sudah pernah ada gejala
serangan sebelumnya maka besar kemungkinan blas ini akan segera menyebar
apabila didukung oleh kelembapan dan suhu optimum yaitu antara 24º C - 28º C.
Tingkat keparahan penyakit blas sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Kelebihan nitrogen dan kekurangan air menambah kerentanan
tanaman. Diduga bahwa kedua faktor tersebut menyebabkan kadar silikon tanaman
rendah. Kandungan silikon dalam jaringan tanaman menentukan ketebalan dan
kekerasan dinding sel sehingga mempengaruhi terjadinya penetrasi patogen
kedalam jaringan tanaman. Tanaman padi yang berkadar silikon rendah akan lebih
rentan terhadap infeksi patogen. Pupuk nitrogen berkorelasi positif terhadap
keparahan penyakit blas. Artinya makin tinggi pupuk nitrogen keparahan penyakit
makin tinggi.
Perkembangan penyakit tanaman padi (Pyricularia
oryzae) ini ditentukan oleh musim dan lokasi, sehingga antara musim baik
pada lokasi yang sama maupun lokasi berbeda dapat bervariasi serangannya. Jamur
ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi yang berjarak tanam rapat sehingga
mempunyai kelembaban yang tinggi. Kecepatan pertumbuhan jamur tersebut juga
akan semakin tinggi jika pemupukan tanaman padi menggunakan urea secara
berlebihan.
Penyakit dapat menginfeksi tanaman pada semua
stadium tumbuh. Gejala penyakit blas dapat timbul pada daun, batang, malai, dan
gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher malai. Serangan
Blas pada tanaman padi tertinggi terjadi pada bulan Januari, Februari, Maret
dan Juli
Penyakit blas merupakan penyakit yang terbawa benih (seed
borne pathogen), maka untuk mencegah penyakit blas dianjurkan tidak
menggunakan benih yang berasal dari daerah endemis penyakit blas.
Mengingat ketahanan varietas terhadap penyakit blas
tidak bisa berlangsung lama maka penggunaan varietas tahan perlu didukung
dengan komponen pengendalian lain.
Fungisida merupakan teknologi yang sangat praktis
dalam mengatasi penyakit blas, namun sering kali menimbulkan efek samping yang
kurang baik diantaranya menimbulkan resistensi patogen dan pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu agar fungisida dapat digunakan seefektif mungkin
dengan efek samping yang sekecil mungkin, maka fungisida harus digunakan secara
rasional yaitu harus diperhitungkan tentang jenis, dosis, dan waktu aplikasi
yang tepat.
Beberapa jenis fungisida yang dianjurkan untuk
mengendalikan penyakit blas adalah
Topsin 500 F, Topsin 70 WP, Kasumiron 25/1 WP,
dan Delsene MX 80 WP.
dikutip dari:
smg penyakit sgr teratasi...
BalasHapusamin
BalasHapuspak setiono PPL