Gampengrejo merupakan salah satu sentra produksi padi di
kawasan kabupaten kediri. Ini dibuktikan dengan pola tanam padi yang ada di
wilayah kecamatan gampengrejo adalah sebanyak
30% wilayah dengan IP 300, 50 % wilayah dengan IP 200 dan 20% wilayah dengan IP 100, sehingga wilayah kecamatan
gampengrejo dapat mendukung swasembada
beras.
Dengan potensi yang ada di kecamatan
gampengrejo, usaha tani tanaman padi juga memiliki banyak permasalahan yang ada
dilapangan.
Terutama pada lahan dengan IP 300, karena sepanjang tahun tanaman
padi tidak pernah tergantikan dengan tanaman selain padi. Sehingga perkembangan
hama dan penyakit tidak terputus yang dapat menurunkan produksi tanaman padi
itu sendiri.
Mengacu pada permasalahan yang ada
dilapangan melalui pembinaan
kelompoktani oleh penyuluh pertanian, teknologi baru selalu diterapkan untuk
meningkatkan produksi, menekan biaya produksi dan memaksimalkan efisiensi usaha
tani. Budidaya padi salibu (ratun yang
dimodifikasi) dapat memacu peningkatan produksi padi dengan
meningkatkan IP (indek panen).
Beberapa keuntungan budidaya padi salibu
diantaranya adalah umurnya relatif
lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena
penghematan dalam pengolahan tanah,
penanaman, penggunaan bibit dan
kemurnian genetik lebih terpelihara. Pertumbuhan tunas-tunas terjadi salah
satunya karena adanya
perlakuan pemangkasan. Tinggi
pemangkasan batang
menentukan jumlah mata
tunas yang ada
untuk pertumbuhan ulang,
maka tinggi pangkasan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan tunas
salibu.
Budidaya padi
salibu adalah salah
satu inovasi teknologi
untuk memacu produktivitas/
peningkatan produksi. Pada budidaya padi salibu ada beberapa faktor
yang berpengaruh antara
lain;
1) tinggi
pemotongan batang sisa
panen,
2) varietas,
3) kondisi air tanah setelah panen,
dan
4) pemupukan.
A.
PENGERTIAN
SALIBU
Salibu
merupakan kepanjangan kata “ Sekali Tanam Panen Berkali – kali ” . Padi Salibu
merupakan tanaman padi
yang tumbuh lagi
setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunas akan
muncul dari buku yang ada didalam tanah tunas ini akan
mengeluarkan akar baru
sehingga suplay hara
tidak lagi tergantung
pada batang lama, tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti
padi tanaman pindah biasa, inilah yang
membuat pertumbuhan dan
produksinya sama atau
lebih tinggi dibanding tanaman
pertama (ibunya). Padi
salibu berbeda dengan
padi ratun,ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa
panen tanpa dilakukan pemangkasan batang, tunas akan muncul pada buku paling
atas, suplay hara tetap dari batang lama.
B.
PEMANGKASAN
TANAMAN PADI
Setelah
penen padi pada pertama kali, batang tanaman padi dipangkas pada ketinggian
2-5 cm di
atas permukaan tanah. Pemotongan dilakukan 7
hari setelah panen.
Pada saat pemotongan ini,
keadaan sawah dipastikan tidak tergenang.
Pemotongan dilakukan seragam sama tinggi agar pertumbuhan ratun
juga seragam.
Kurang lebih
7 hari setelah
pemotongan batang jerami, tunas-tunas
baru sudah tumbuh
merata menjadi anakan padi. Saat itu lahan sawah sudah dapat diairi
seperti halnya pada
tanaman biasa (transplanting). Penggenangan dimaksudkan
bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
air bagi tanaman
padi, tetapi juga untuk
menekan pertumbuhan gulma, terutama gulma daun sempit.
Pengaturan air pada awal
pertumbuhan merupakan kunci utama
untuk penumbuhan tunas dan
anakan. Sebelum tunas tumbuh
secara merata, tidak boleh
dilakukan penggenangan sebab
dapat menyebabkan
pertumbuhan tunas terlambat dan bahkan tunggul dapat menjadi
busuk.
C.
PEMUPUKAN
BERIMBANG
Pada dasarnya
semua tanaman untuk
pertumbuhannya membutuhkan unsur
hara yang
cukup. Kekurangan
unsur hara menyebabkan
pertumbuhan tanaman
terhambat dan pada
akhirnya
gabah yang dihasilkan juga rendah.
Pemupukan
berimbang yang sesuai rekomendasi adalah kunci untuk keberhasilan dalam
budidaya tanaman padi. padi Salibu
yang utama adalah
Nitrogen. Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian pupuk N harus
ditingkatkan sebanyak 25 %. Pupuk
urea (N)
diberikan dua kali.
Pertama, pada umur
10-12 hari setelah pemotongan tunggul, atau setelah sebagian besar tunas
baru sudah muncul
kepermukaan. Berikan dengan jumlah
½ dosis. Pemupukan awal
ini dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan tunas-tunas baru lebih
cepat dan banyak.
Sisanya yang ½
bagian diberikan pada umur
tanaman 25 -
30 hari setelah pemotongan.
D.
PENJARANGAN
DAN PENYISIPAN TANAMAN PADI SALIBU
penjarangan
dan penyisipan (tambal sulam) dapat
dilakukan untuk mengganti
tunggul yang tidak tumbuh. Penyisipan dilakukan saat
tanaman berumur 14 hari sampai 20 hari.
Untuk menyisip digunakan rumpun yang anakannya
banyak. Ambil sebagian
dari rumpun tersebut dan
tanam pindahkan untuk
mengganti yang kosong atau tidak
tumbuh.
E.
PENGGUNAAN
FITO HORMON PADA TANAMAN PADI SALIBU
Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon,
adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk
secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil untuk mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan.
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh
(ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan
dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan
efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur kimia. Pada saat ini
dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris:auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat
positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung
maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat
(inhibitor) pertumbuhan.
Dalam
prakteknya pengaruh penggunaan fito hormon pada tanaman padi dapat membantu dalam
meningkatkan produksi. Penggunaan fito hormon dianjurkan dilakukan dua kali,
diantaranya: pertama, pada saat tanaman padi menjelang premordia sehingga dapat
membantu penyerempakan pembungaan dan kedua, pada saat tanaman padi proses
pengisian bulir padi sehingga diharapkan bulir padi akan terisi penuh secara
keseluruhan dan mampu meningkatkan produksi sebanyak 5% - 10%.
F.
PENGANDALIAN
GULMA TANAMAN PADI SALIBU
Gulma
adalah salah satu kendala utama dalam memperoleh hasil yang tinggi dalam
budidaya padi sawah. Persaingan gulma dengan padi dalam stadia pertumbuhan
hingga masa pematangan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap penurunan hasil
panen.
Gulma dapat
menurunkan hasil panen karena adanya persaingan antara gulma itu sendiri dengan
padi, dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya. Di samping itu ada beberapa
gulma yang dapat dijadikan tanaman inang oleh hama dan penyakit tanaman padi,
sehingga kalau kita membiarkan gulma tumbuh tanpa dikendalikan, jelas kerugian
akan kita dapatkan termasuk kerugian akibat peledakan hama dan penyakit.
Pengendalian
gulma padi sawah, umumnya sudah dilakukan oleh para petani, baik dengan
penggunaan tenaga manusia (penyiangan tangan) dengan peralatan khusus
(landak/gasrok) ataupun cara kimiawi dengan penggunaan herbisida.
G.
PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SALIBU
Dalam
usaha tani tanaman padi tidak terlepas dengan serangan hama dan penyakit, pada
hakikatnya serangan hama dan penyakit selama masih dibawah ambang batas, maka
tidak merugikan dan hama penyakit tersebut akan dikendalikan secara alami oleh
musuh alami masing masing. Bila serangan hama sudah mencapai ambang batas maka
perlu dilakukan pengendalian secara kimia (pestisida) dan berbagai produk pestisida
sudah tersedia secara lengkap di toko pertanian. Namun dalam penggunaan
pestisida kimia perlu dipahami yaitu penggunaan pestisida yang tepat jenisnya,
tepat sasarannya, tepat dosisnya sesuai yang tertera pada label, tepat waktu
dan tepat cara aplikasi pestisida.
Secara umum hama dan penyakit utama yang perlu menjadi perhatian adalah
2. Hama penggerek batang padi (sundep maupun beluk)
5. Penyakit bakteri xantomonas
H.
PANEN
PADI SALIBU
Panen
padi salibu memiki keunggulan diantaranya, umur panen lebih awal 15-20 % dan hasil
produksi gabah meningkat dari pada budidaya secara tanam pindah biasanya. Setelah
dipanen tanaman dilakukan budidaya padi salibu lagi masih baik dan produksinya
juga meningkat. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar tanaman
padi di BPTP, tanam padi salibu yang baik dapat dilakukan selama tiga kali
salibu (pemangkasan) karena dalam tiga kali salibu produksi tanaman padi terus
meningkat, setelah pada salibu ke empat akan mengalami penurunan hasil. Sehingga
anjuran terbaik adalah satu kali tanam tiga kali salibu.
Hasil
salibu rata-rata sesuai pengamatan
dilapangan yaitu:
1. Musim tanam pertama yaitu Taman pindah
padi dengan rata –rata hasil produksi 5,8 ton/Ha.
2. Musim tanam kedua yaitu padi salibu pertama
dengan rata – rata hasil produksi 6,3 ton/Ha.
3. Musim tanam ketiga yaitu padi salibu kedua
dengan rata – rata hasil produksi 6,8 ton/Ha.
4. Musim tanam kedua yaitu padi salibu ketiga
dengan rata – rata hasil produksi 7,3 ton/Ha.
5. Musim tanam kedua yaitu padi salibu ke
empat dengan rata – rata hasil produksi 7,1 ton/Ha. (produksi mulai penurunan).
Gampengrejo merupakan salah satu sentra produksi padi di
kawasan kabupaten kediri. Ini dibuktikan dengan pola tanam padi yang ada di
wilayah kecamatan gampengrejo adalah sebanyak
30% wilayah dengan IP 300, 50 % wilayah dengan IP 200 dan 20% wilayah dengan IP 100, sehingga wilayah kecamatan
gampengrejo dapat mendukung swasembada
beras.
Dengan potensi yang ada di kecamatan
gampengrejo, usaha tani tanaman padi juga memiliki banyak permasalahan yang ada
dilapangan.
Terutama pada lahan dengan IP 300, karena sepanjang tahun tanaman
padi tidak pernah tergantikan dengan tanaman selain padi. Sehingga perkembangan
hama dan penyakit tidak terputus yang dapat menurunkan produksi tanaman padi
itu sendiri.
Mengacu pada permasalahan yang ada
dilapangan melalui pembinaan
kelompoktani oleh penyuluh pertanian, teknologi baru selalu diterapkan untuk
meningkatkan produksi, menekan biaya produksi dan memaksimalkan efisiensi usaha
tani. Budidaya padi salibu (ratun yang
dimodifikasi) dapat memacu peningkatan produksi padi dengan
meningkatkan IP (indek panen).
Beberapa keuntungan budidaya padi salibu
diantaranya adalah umurnya relatif
lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena
penghematan dalam pengolahan tanah,
penanaman, penggunaan bibit dan
kemurnian genetik lebih terpelihara. Pertumbuhan tunas-tunas terjadi salah
satunya karena adanya
perlakuan pemangkasan. Tinggi
pemangkasan batang
menentukan jumlah mata
tunas yang ada
untuk pertumbuhan ulang,
maka tinggi pangkasan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan tunas
salibu.
Budidaya padi
salibu adalah salah
satu inovasi teknologi
untuk memacu produktivitas/
peningkatan produksi. Pada budidaya padi salibu ada beberapa faktor
yang berpengaruh antara
lain;
1) tinggi
pemotongan batang sisa
panen,
2) varietas,
3) kondisi air tanah setelah panen,
dan
4) pemupukan.
A.
PENGERTIAN
SALIBU
Salibu
merupakan kepanjangan kata “ Sekali Tanam Panen Berkali – kali ” . Padi Salibu
merupakan tanaman padi
yang tumbuh lagi
setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunas akan
muncul dari buku yang ada didalam tanah tunas ini akan
mengeluarkan akar baru
sehingga suplay hara
tidak lagi tergantung
pada batang lama, tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti
padi tanaman pindah biasa, inilah yang
membuat pertumbuhan dan
produksinya sama atau
lebih tinggi dibanding tanaman
pertama (ibunya). Padi
salibu berbeda dengan
padi ratun,ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa
panen tanpa dilakukan pemangkasan batang, tunas akan muncul pada buku paling
atas, suplay hara tetap dari batang lama.
B.
PEMANGKASAN
TANAMAN PADI
Setelah
penen padi pada pertama kali, batang tanaman padi dipangkas pada ketinggian
2-5 cm di
atas permukaan tanah. Pemotongan dilakukan 7
hari setelah panen.
Pada saat pemotongan ini,
keadaan sawah dipastikan tidak tergenang.
Pemotongan dilakukan seragam sama tinggi agar pertumbuhan ratun
juga seragam.
Kurang lebih
7 hari setelah
pemotongan batang jerami, tunas-tunas
baru sudah tumbuh
merata menjadi anakan padi. Saat itu lahan sawah sudah dapat diairi
seperti halnya pada
tanaman biasa (transplanting). Penggenangan dimaksudkan
bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
air bagi tanaman
padi, tetapi juga untuk
menekan pertumbuhan gulma, terutama gulma daun sempit.
Pengaturan air pada awal
pertumbuhan merupakan kunci utama
untuk penumbuhan tunas dan
anakan. Sebelum tunas tumbuh
secara merata, tidak boleh
dilakukan penggenangan sebab
dapat menyebabkan
pertumbuhan tunas terlambat dan bahkan tunggul dapat menjadi
busuk.
C.
PEMUPUKAN
BERIMBANG
Pada dasarnya
semua tanaman untuk
pertumbuhannya membutuhkan unsur
hara yang
cukup. Kekurangan
unsur hara menyebabkan
pertumbuhan tanaman
terhambat dan pada
akhirnya
gabah yang dihasilkan juga rendah.
Pemupukan
berimbang yang sesuai rekomendasi adalah kunci untuk keberhasilan dalam
budidaya tanaman padi. padi Salibu
yang utama adalah
Nitrogen. Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian pupuk N harus
ditingkatkan sebanyak 25 %. Pupuk
urea (N)
diberikan dua kali.
Pertama, pada umur
10-12 hari setelah pemotongan tunggul, atau setelah sebagian besar tunas
baru sudah muncul
kepermukaan. Berikan dengan jumlah
½ dosis. Pemupukan awal
ini dimaksudkan untuk memacu
pertumbuhan tunas-tunas baru lebih
cepat dan banyak.
Sisanya yang ½
bagian diberikan pada umur
tanaman 25 -
30 hari setelah pemotongan.
D.
PENJARANGAN
DAN PENYISIPAN TANAMAN PADI SALIBU
penjarangan
dan penyisipan (tambal sulam) dapat
dilakukan untuk mengganti
tunggul yang tidak tumbuh. Penyisipan dilakukan saat
tanaman berumur 14 hari sampai 20 hari.
Untuk menyisip digunakan rumpun yang anakannya
banyak. Ambil sebagian
dari rumpun tersebut dan
tanam pindahkan untuk
mengganti yang kosong atau tidak
tumbuh.
E.
PENGGUNAAN
FITO HORMON PADA TANAMAN PADI SALIBU
Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon,
adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk
secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil untuk mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis)
tumbuhan.
Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh
(ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan
dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan
efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur kimia. Pada saat ini
dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris:auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat
positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung
maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat
(inhibitor) pertumbuhan.
Dalam
prakteknya pengaruh penggunaan fito hormon pada tanaman padi dapat membantu dalam
meningkatkan produksi. Penggunaan fito hormon dianjurkan dilakukan dua kali,
diantaranya: pertama, pada saat tanaman padi menjelang premordia sehingga dapat
membantu penyerempakan pembungaan dan kedua, pada saat tanaman padi proses
pengisian bulir padi sehingga diharapkan bulir padi akan terisi penuh secara
keseluruhan dan mampu meningkatkan produksi sebanyak 5% - 10%.
F.
PENGANDALIAN
GULMA TANAMAN PADI SALIBU
Gulma
adalah salah satu kendala utama dalam memperoleh hasil yang tinggi dalam
budidaya padi sawah. Persaingan gulma dengan padi dalam stadia pertumbuhan
hingga masa pematangan sangat besar sekali pengaruhnya terhadap penurunan hasil
panen.
Gulma dapat
menurunkan hasil panen karena adanya persaingan antara gulma itu sendiri dengan
padi, dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya. Di samping itu ada beberapa
gulma yang dapat dijadikan tanaman inang oleh hama dan penyakit tanaman padi,
sehingga kalau kita membiarkan gulma tumbuh tanpa dikendalikan, jelas kerugian
akan kita dapatkan termasuk kerugian akibat peledakan hama dan penyakit.
Pengendalian
gulma padi sawah, umumnya sudah dilakukan oleh para petani, baik dengan
penggunaan tenaga manusia (penyiangan tangan) dengan peralatan khusus
(landak/gasrok) ataupun cara kimiawi dengan penggunaan herbisida.
G.
PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI SALIBU
Dalam
usaha tani tanaman padi tidak terlepas dengan serangan hama dan penyakit, pada
hakikatnya serangan hama dan penyakit selama masih dibawah ambang batas, maka
tidak merugikan dan hama penyakit tersebut akan dikendalikan secara alami oleh
musuh alami masing masing. Bila serangan hama sudah mencapai ambang batas maka
perlu dilakukan pengendalian secara kimia (pestisida) dan berbagai produk pestisida
sudah tersedia secara lengkap di toko pertanian. Namun dalam penggunaan
pestisida kimia perlu dipahami yaitu penggunaan pestisida yang tepat jenisnya,
tepat sasarannya, tepat dosisnya sesuai yang tertera pada label, tepat waktu
dan tepat cara aplikasi pestisida.
Secara umum hama dan penyakit utama yang perlu menjadi perhatian adalah
2. Hama penggerek batang padi (sundep maupun beluk)
5. Penyakit bakteri xantomonas
H.
PANEN
PADI SALIBU
Panen
padi salibu memiki keunggulan diantaranya, umur panen lebih awal 15-20 % dan hasil
produksi gabah meningkat dari pada budidaya secara tanam pindah biasanya. Setelah
dipanen tanaman dilakukan budidaya padi salibu lagi masih baik dan produksinya
juga meningkat. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar tanaman
padi di BPTP, tanam padi salibu yang baik dapat dilakukan selama tiga kali
salibu (pemangkasan) karena dalam tiga kali salibu produksi tanaman padi terus
meningkat, setelah pada salibu ke empat akan mengalami penurunan hasil. Sehingga
anjuran terbaik adalah satu kali tanam tiga kali salibu.
Hasil
salibu rata-rata sesuai pengamatan
dilapangan yaitu:
1. Musim tanam pertama yaitu Taman pindah
padi dengan rata –rata hasil produksi 5,8 ton/Ha.
2. Musim tanam kedua yaitu padi salibu pertama
dengan rata – rata hasil produksi 6,3 ton/Ha.
3. Musim tanam ketiga yaitu padi salibu kedua
dengan rata – rata hasil produksi 6,8 ton/Ha.
4. Musim tanam kedua yaitu padi salibu ketiga
dengan rata – rata hasil produksi 7,3 ton/Ha.
5. Musim tanam kedua yaitu padi salibu ke
empat dengan rata – rata hasil produksi 7,1 ton/Ha. (produksi mulai penurunan).
Baca Juga :
- PENGENDALIAN HAMA WERENG BATANG COKLAT
- PENGENDALIAN HAMA TIKUS SECARA TERPADU
- PEMUPUKAN BERIMBANG TANAMAN PADI
- PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI
Baca Juga :
- PENGENDALIAN HAMA WERENG BATANG COKLAT
- PENGENDALIAN HAMA TIKUS SECARA TERPADU
- PEMUPUKAN BERIMBANG TANAMAN PADI
- PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI
Berkali kali panen bisa mempercepat swasembada beras.... Siiip....
BalasHapusdan mengurangi biaya produksi,
BalasHapusinsya allah bisa pak....
dengan salibu setahun bisa panen berapa kali.....? Wah hebat IP bisa meningkat 3 x
BalasHapusiya pak.... tapi harus budidaya yg baik sesuai teknis yang direkomendasikan
BalasHapusPakai varietas beras hitam mungkin lebih menguntungkan...
BalasHapuskalo ada pasarnya pak.... kadang kala banyak produksi, pasarnya yg kurang mendukung
BalasHapusKalau bulir padinya itu badai mana,biasanya pada kecil-kecil
BalasHapusmantappak bisa dicontoh mulai tahu ini coba salibulah pak,makasih pengetahuannya pak, semoga ilmu dapat ditularkan ke yang lain pak
BalasHapussiklus hidup padi yang berkali lipat, apa tidak memperpanjang siklus hidup hama ?
BalasHapus